Dapatkan buku-buku karya Usni Arie terbaru (Penebar Swadaya Jakarta), Panen Lele 2,5 Bulan, Panen Bawal 40 Hari, Panen Ikan Mas 2,5 Bulan, Panen IKan Patin 3 Bulan. Tersedia kumpulan artikel budidaya ikan air tawar (23 jenis ikan), kumpulan artikel budidaya nila gesit. Miliki buku Kiat Sukses Beternak Kodok Lembu. Hubungi 081 563 235 990.

20 April 2008

Budidaya Ikan Patin - Bangsal benih / Hatchery

Bangsal benih patin siam atau istilah kerennya indoor hatchery, adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat memproduksi benih ikan mulai dari pemijahan sampai menghasilkan larva. Bangsal benih sering juga digunakan tempat pemberokan induk, tempat penampungan benih sebelum dipasarkan, atau terkadang dipakai sebagai karantina dan pengobatan bagi ikan-ikan yang sakit. Di beberapa daerah, bangsal benih dijadikan sebagai gudang, atau tempat menyimpan bahan, terutama pakan tambahan dan peralatan, sekaligus kantor.

Pada bangsal benih, hampir semua parameter kualitas air dapat diatur sesuai dengan keinginan. Karena sebuah bangsal benih yang baik memiliki peralatan yang lengkap, mulai dari alat pengukur suhu ruangan, alat pengukur suhu air, pemanas ruangan, pemanas air, alat penambah oksigen (aerator) dan peralatan penting lainnya. Dengan keadaan ini kematian benih dapat ditekan serendah mungkin, dan kelangsungan hidup ikan bisa dijamin.

Agar bangsal benih dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka dalam menentukan lokasi harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Berada dekat dengan sumber air atau memiliki sumber air sendiri. Sumber air dapat berasal dari sungai, irigasi atau sumur. 2. Letak sumber airnya lebih tinggi dari lokasi bangsal benih agar air mudah dialirkan ke dalam nya (kecuali bila menggunakan pompa air). 3. Kuantitas airnya cukup agar kegiatannya dapat berjalan secara kontinu. 4. Kualitas airnya baik, misalnya jernih, kandungan oksigennya tinggi, dan tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan ikan. 5. Letaknya dekat dengan areal perkolaman terutama dekat dengan kolam induk, sehingga keperluan induk dengan cepat dan mudah dipenuhi. 6. Keamanannya terjamin. 7. Dekat dengan jalan dan tranportasinya lancar sehingga memudahkan dalam pengadaan alat dan sarana yang dibutuhkan maupun pemasaran hasil produksi.

Bangsal benih dapat dibuat secara permanen, semi permanen, atau secara sederhana tergantung pada skala usaha dan dana yang tersedia. Konstruksi indoor hatchery semi permanen dibuat dengan pondasi dan dinding bagian bawah serat lantai dari tembok, sedangkan bagian atasnya terbuat dari papan kayu atau anyaman bambu (bilik),. Bagian atapnya dapat menggunakan genteng, seng atau asbes.

Air yang masuk kedalam indoor hatchery sebaiknya mengalir secara gravitasi sehingga penggunaan dan pengaturan air akan lebih leluasa tanpa ada ketergantungan pada pompa. Untuk itu, maka sebelum air dari sumber digunakan didalam harchery sebaiknya air tersebut ditampung terlebih dahulu dalam bak penampungan air. Apabila sumber air berasal dari sungai atau irigasi, disarankan membuat bak flter untuk menyaring partikel–partikel lumpur yang terbawa aliran air.

Mengingat debit air yang dipergunakan didadalam hatchery tidak terlalu besar, maka ukuran bak filter untuk keperluan tersebut, bila air yang akan difilter dari pipa pemasukan berukuran 3 – 4 inci, cukup berukura panjang 3 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter. Konstruksi dalam bak filter terdiri dari dinding penyekat yang berjarak masing-masing sekitar 60 cm dan dibuat secara zig zag.

Lubang pemasukan air pada dinding pertama diletakan pada dasar dinding disisi yang berlawanan dengan pintu pemasukan utama dengan mengunakan 2 buah pipa pralon ukuran 3 – 4 inci, hal tersebut bertujuan agar air mengalir secara lambat. Pipa kedua diletakan dibagian atas dinding dengan ketinggian 70 cm dari dasar, dinding ketiga dibuat dibagian dasar seperti dinding pertama, dan begitu seterusnya sampai dinding penyekat terakhir. Sebagai penyaring, pada sekat pertama dan kedua digunakan batu pecah atau pecahan batu bata merah yang berukuran besar.

Pada sekat ketiga dan ke empat digunakan bahan filter dari batu kerikil, pada sekat ke lima menggunakan pasir kasar, dan sekat terakhir menggunakan pasir atau ziolit yang berukuran halus. Dengan konstruksi zig zag seperti ini diharapkan partikel-partikel lumpur yang dibawa oleh aliran air akan mengendap ditiap-tiap sekat, sehingga hasil akhirnya, air menjadi bersih dan bening.

Mengingat indoor hatchery merupakan bangunan yang multi fungsi, maka bangunan tersebut harus mempunyai fasilitas yang lengkap agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Fasilitas penting yang harus dibuat di dalam indoor hatchery patin siam antara lain :

a. Bak Penampungan Air Bersih ( Bak Tandon)

Bak penampung air bersih adalah tempat untuk menampung air agar air selalu tersedia setiap saat, terlebih ketika dibutuhkan. Agar air mudah dialirkan, letak bak ini harus lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari bak pemeliharaan. Bak penampungan air harus kuat dan kokoh agar dapat menampung air dalam volume yang besar. Oleh sebab itu, sebaiknya bak ini dibuat dari beton atau tembok. Bentuk bak bisa empat persegi panjang atau bujur sangkar, tergantung dari keadaan tempat.

Ukurannya pun tergantung besarnya bangsal benih. Untuk bangsal benih skala kecil, dengan produksinya 200.000 ekor benih setiap periode, bak ini cukup dibuat dengan panjang 2 m, lebar 2 m, dan tinggi 1 m. Sedangkan skala besar dengan produksi satu juta benih setiap periode, bak ini harus lebih luas, yaitu panjang 5 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m. Bak ini dihubungkan langsung ke sumber air dengan menggunakan paralon yang ukarannya disesuaikan dengan besarnya debit air. Selain itu, pada bagian lain dihubungkan ke masing-masing bak yang ada dibangsal benih. Pada bak ini harus dibuatkan juga lubang pengeluaran untuk mengeringkan atau menguras bila sudah lama digunakan.

b. Bak Pemberokan

Bak pemberokan adalah tempat untuk menyimpan induk-induk yang sudah matang gonad yang berasal dari bak pemeliharaan sampai menjelang induk tersebut dipijahkan. Bak ini dapat pula dikatakan sebagai tempat untuk mengadaptasikan induk-induk dari kolam yang lingkungannya lebih luas ke tempat pemijahan yang lebih sempit.

Bentuk bak pemberokan bisa bermacam-macam, tergantung dari keadaan tempat. Namun bentuk yang paling baik adalah segi empat atau empat persegi panjang. Pada bagian atas bak dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari kawat ayam, agar induk-induk tidak loncat ke luar. Karena induk yang berasal dari tempat yang luas sering loncat atau berontak.

Bak ini sebaiknya tidak terlalu luas sebab akan menyulitkan pada waktu menangkap induk yang akan dipijahkan. Ukuran bak pemberoka panjang 2 m, lebar 2 m dan tinggi 80 cm, atau panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 80 cm. Bak ini dapat diairi maksimal setengah bagiannya agar induk yang diberok tidak loncat keluar. Jumlah bak pemberokan minimal 2 buah, karena induk jantan dan induk betina harus dipisah.

Bak pemberokan harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air untuk memudahkan dalam mengisi maupun mengeringkan bak. Pintu-pintu ini dibuat di bagian tengah dari panjang atau lebar bak agar sirkulasi airnya baik. Pintu pemasukan air bisa dibuat dari pipa peralon berdiameter 1 – 1.5 inci yang dilengkapi dengan keran untuk mengatur debit air yang masuk dalam bak.

Pintu pengeluaran juga dibuat dari paralon yang berdiameter 2 inci. Ukuran paralon pengeluaran lebih besar tujuannya agar bak dapat dikeringkan dengan cepat. Pada pintu pengeluaran, umumnya dipasang keni sebagai tempat memasukan paralon pengatur tinggi air. Hal lain yang paling penting pada bak pemberokan ini adalah kondisi airnya. Air yang masuk ke dalam bak pemberokan harus kontinyu dan bersih (tidak mengandung zat makanan).

c. Bak pemijahan

Pemijahan patin siam hanya dapat dilakukan dengan satu cara, yaitu dengan sistem kawin suntik (induced breeding). Dalam pemijahan secara induced breeding, bak pemijahan dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan induk-induk yang sudah disuntik hingga menjelang induk disreefing atau dikeluarkan telurnya.

Bentuk, ukuran dan konstruksi bak pemijahan, termasuk pintu pemasukan dan pengeluarannya, sama dengan bak pemberokan. Jumlah bak pemijahan yang harus disiapkan tergantung dari sistem pemijahannya. Bila pemijahan yang akan dilakukan secara kawin suntik, maka jumlah bak cukup 2 buah yaitu untuk inkubasi induk betina yang telah di suntik 1 buah dan 1 buah lagi untuk inkubasi induk jantan.

Bak pemijahan ini harus dihubungkan juga ke bak penampungan air dengan paralon, dan untuk mengatur debit air dipasang keran. Air yang masuk ke bak pemijahan harus tetap kontinu karena pada waktu pemijahan airnya harus tetap mengalir. Dengan demikian, sirkulasi air menjadi baik dan oksigen dapat terus tersuplai sesuai yang dibutuhkan.

d. Tempat penetasan telur dan pemeliharaan larva

Telur hasil streefing atau pengurutan perlu ditampung di dalam suatu wadah yang dikenal dengan nama tempat penetasan telur. Tempat yang umum digunakan adalah akuarium. Tempat lainnya adalah fibre glass. Tempat ini pula yang biasanya langsung digunakan sebagai tempat pemeliharaan larva, setelah membuang telur-telur yang tidak menetas, atau kotoran lainnya.

Ukuran akuarium yang digunakan bervariasi, namun ukuran paling kecil adalah panjang 60 cm, lebar 40, dan tinggi 40 cm. Ukuran besar yang biasa digunakan adalah panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm. Pada setiap akuarium dilengkapi dengan alat pengatur panas air, atau disebut pula heater. Alat lainnya adalah aerasi, alat untuk membantu dalam suplay oksigen.

Jumlah akuarium yang dibutuhkan tergantung dari skala produksi atau jumlah induk yang dipijahkan. Seekor induk betina yang beratnya 3 – 4 kg membutuhkan akuarium 30 – 40 buah akuarium berukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Atau bisa juga dengan menggunakan 15 – 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm.

Semua akuarium di tempatkan dalam ruangan khusus, terpisah dengan bagian bangsal benih lainnya. Selain itu semua akuarium di tempatkan dalam rak-rak besi secara bertingkat dan berjejer. Sebuah rak terdiri dari dua tingkat dan setiap tingkat berisi 10 akuarium. Instalasi listrik untuk heater dan areasi harus diatur agar memudahkan dalam pekerjaan.

Di bebepara tempat, banyak pembudidaya yang tidak menggunakan heater untuk memanaskan air dalam akuarium. Alat yang digunakan untuk memanaskan dengan cara memanaskan seluruh ruangan, yaitu dengan mengguanakan lampu, atau kompor minyak tanah. Alasan mereka untuk menghemat biaya, karena membeli heater itu mahal. Selain itu memerlukan listrik yang tidak sedikit.

e. Bak penampungan benih

Bak penampungan benih adalah tempat untuk menampung benih-benih yang baru dipanen dari kolam pendederan atau kolam pembesaran sampai benih tersebut siap ditebar kembali atau dijual. Bak ini bisa berfungsi pula sebagai tempat pemberokan benih-benih yang akan dikirim ke daerah lain. Bak penampungan harus dibuat beberapa buah agar dapat menampung benih dalam jumlah banyak. Bak ini terbuat dari tembok agar kuat dan tidak bocor.

Ukuran masing-masing bak penampungan benih adalah panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 80 cm. Untuk mensuplai air, bak ini dihubungkan langsung ke bak penampungan air dengan paralon ukuran 1,5 inci. Pada setiap baknya dipasang pula keran-keran sebagai alat mengatur debit airnya. Selain itu, juga dilengkapi dengan lubang pengeluaran air.

f. Kantor dan gudang

Kantor merupakan ruangan yang digunakan untuk manajemen kepegawaian, tata usaha, tempat transaksi, dan tempat menerima tamu. Gudang didirikan untuk menyimpan alat dan sarana produksi yang penting, seperti pakan, pupuk, dan lain-lainya. Gudang dan kantor ini dapat dibuat secara berdampingan. Ukurannya masing-masing 3 m x 3 m. Tempatnya bisa dibuat di depan atau di belakang bangsal benih.

g. Listrik

Aliran listrik diperlukan dalam kegiatan penbenihan. Fungsinya untuk memberi penerangan, menggerakan pompa air, serta untuk menggerakan high blower atau aerator guna mensuplai oksigen yang terlarut kedalam air. Sumber listrik bisa berasal dari PLN, ginset, atau keduanya untuk menjaga kemungkinan aliran listrik dari PLN padam.

h. Blower /aerator.

Untuk menambah oksigen, setiap wadah pemeliharaan larva, hapa penetasan telur dan bak pedederan I harus dilengkapi dengan aerasi yang bersumber dari blower atau aerator. Untuk menyalurkan udara dari blower kesetiap wadah menggunakan selang kecil (slang aerasi) yang masing-masing ujungnya dilengkapi dengan batu aerasi. Blower atau aerator tersebut banyak dijual di toko-toko peralatan perikanan atau ditempat-tempat penjual ikan hias.