Betutu bukan ikan baru. Namanya sudah lama dikenal. Namun ikan yang bernama latin Oxyeleotris marmorata ini tidak populer seperti ikan mas, nila dan lele. Karena konsumennya sangat terbatas, hanya golongan tertentu saja. Keadaan ini menjadikan permintaan pasar terhadap ikan betutu sangat rendah, sehingga orang enggan untuk membudidayakan dalam jumlah besar. Percuma saja ikan itu diproduksi kalau permintaan pasarnya masih rendah.
Sebenarnya rasa ikan betutu tidak kalah dengan ikan mas, nila dan lele. Rasanya juga lezat. Apalagi disajikan dalam berbagai bentuk variasi masakan, tentu akan menambah selera makan. Selain itu, ikan betutu memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan protein mencapai 16 persen lebih. Bahkan menurut salah seorang penggemarnya dari Singapura, ikan betutu mengandung dzat yang bisa meningkatkan gairah lelaki.
Bagi beberapa pembudidaya, permintaan pasar betutu yang rendah tidak dijadikan sebagai masalah. Justru mereka menganggap keadaan itu sebagai suatu peluang yang baik untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena tidak terlalu banyak pesaing yang bergerak dalam bisnis itu. Maka tak heran mereka terus mencari ikan itu dengan berbagai jalan agar bisa mendapatkan ikan itu.
Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan penangkapan. Daerah yang menjadi sasaran utama penangkapan ikan betutu adalah perairan yang tenang atau airnya tidak deras, seperti danau, rawa, waduk dan perairan lainnya. Sebagai contoh, di Jawa Barat perairan yang menjadi sasaran utama adalah Waduk Saguling, Waduk Cirata, Dan Waduk Jatiluhur. Di Jawa Tengah, Waduk Bromo. Di Sumatra Utara, Danau Toba.
Selain usaha penangkapan, beberapa orang sudah membudidayakannya. Tetapi jumlahnya masih sedikit, dan skalanya masih kecil. Sebagian besar budi daya betutu dilakukan pada tahap pembesaran, karena benih-benihnya mudah diperoleh di alam. Kolam telah dijadikan wadah untuk pembesaran betutu. Selain kolam juga jaring terapung yang dipasang di waduk-waduk dan hampang yang dipasang di rawa-rawa.
Meski budi daya betutu lebih banyak dilakukan dalam tahap pembesaran, tapi bukan berarti pembenihan betutu belum berhasil. Pembenihan betutu sudah lama berhasil. Karena ikan betutu dapat memijah secara alami, dan tidak membutuhkan perlakuan yang rumit. Kolam tanah bisa dijadikan sebagai wadah untuk pembenihan. Tidak hanya kolam bak tembok yang tidak begitu luas juga bisa dijadikan sebagai wadahnya.
Meski permintaan pasarnya rendah, namun bukan berarti ikan betutu tidak layak untuk jadikan sebagai lahan usaha. Seperti yang dilakukan pembudiaya. Karena harganya sangat mahal. Satu kilogram betutu bisa mencapai seratu ribu rupiah. Inilah yang harus diincar dari sebuah bisnis. Yaitu mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.