Andi lahir dari keluarga kaya. Namun karena cacat, pipi kanannya hitam, dan berbulu seperti monyet, menyebabkan anak bungsu ini selalu diperlakukan tidak manusiawi oleh mama, dan kedua kakaknya. Semua perlakuan itu telah menyisakan luka yang sangat medalam. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian yang sangat menyakitkan memaksanya harus pergi dari rumah megah itu.
Kejadian itu tepat di hari perpisahan SMP-nya. Andi pergi ke suatu tempat. Di sanalah, dia menemukan ketenangan. Bahkan akhirnya dia memutuskan untuk tetap tinggal di sana, sambil meneruskan SMU-nya. Sebulan kemudian, mamanya datang, dan meminta agar kembali ke rumahnya. Tapi dia menolak, seraya berkata, “ Ma, Biarkan Aku Di Sini “.
Bagaimana dan perlakukan apa saja dari mama dan kedua kakak hingga membuat hatinya. Siapa orang terdekat Andi di rumah sebagai tempat curahan hati. Bagaimana perjalanan Andi hingga tiba di suatu tempat dan tempat apa yang telah membuatnya hidup tenang. Dimanakah Andi tinggal dan siapa orang akan ditemui Andi. Dan bagaimana Andi menemukan ketenangan, serta kenapa dia menolak ajakan sang mama untuk kembali ke rumah. Semua itu ada dalam naskah novel berjudul “ Ma, Biarkan Aku Di Sini.
Cerita ini sangat mengharukan dan setiap pembaca akan turut larut dalam cerita itu, serta akan mengucurkan air mata. Penulis sendiri larut di dalamnya, seolah semua itu dialami sendiri. Cerita itu juga menggambarkan bagaimana Andi merasa bersyukur tidak jatuh dalam kenakalan remaja yang terjadi akhir-akhir ini. Lalu, bagaimana mendapat taufik dan hidayah dari Allah SWT, hingga dia menyimpulkan, bahwa ketenangan hidup ini hanya di Jalan-Nya.