Seri budidaya ikan mas. Induk murni ikan mas sulit dicari di
Menurut Ditjen Perikanan (1985) dan Sumantadinata (1988), menurunnya sifat-sifat kemurnian ikan mas disebabkan bebagai faktor, 1 ) kurangnya pengertian para pembudidaya ikan tentang pentingnya ketersediaan induk-induk murni untuk produksi benih unggul. 2 ) jarang pakar perikanan yang berminat dan bekerja untuk melakukan seleksi karena membutuhkan waktu yang lama, fasilitas yang memadai, dan biaya yang tinggi. 3 ) Adanya pemijahan yang berulang kali antar ras tanpa pola tertentu, akibat kurangnya pengontrolan di lingkungan petani pembenih ikan di daerha tersebut.
Dahulu tercatat ada delapan varitas ikan mas yang tersebar di beberapa daerah tanah air. Dari varitas-varitas itu sudah terbukti kelebihannya Baca delapan varitas dan tanda-tandanya pada delapan varitas ikan mas Namun dari semua varitas itu belum ditemukan kemurniannya berdasarkan sifat-sifat, dan morfologi dengan kelengkapan sejarahnya.
Kemurnian induk ikan mas harus dikembalikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kemurniannya adalah dengan melakukan persilangan-persilangan dalam (in breeding). Namun cara ini membutuhkan lebih dari enam generasi. Satu generasi membutuhkan waktu 2 tahun, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan induk. Jadi cara ini membutuhkan waktu selama 12 tahun.
Untuk memperpendek masa pemurnian dapat dilakukan dengan cara ginogenesis. Cara ini bisa merubah dari 6 generasi menjadi 2 generasi, strain murni sudah dapat diperoleh pada generasi kedua. Keberhasilan cara ini tergantung dari ketelitian perlakuan dan kesuburan betina ginigenesi (Nagy, Bersenyi dan Csanyi, 1981 : Sumantadinata).
Nagy et al,. 1978 ; Hollebeck et al,. 1986: Sumantadinata, 1988), menyebutkan ginogenesis adalah terbentuknya zigot 2n (diploid) tanpa peranan genetic gamet jantan. Jadi gamet jantan hanya berfungsi secara fisik saja, sehingga prosesnya hanya merupakan perkembangan pathenogenetis betina (telur). Untuk itu sperma diradiasi. Radiasi pada ginogenesis bertujuan untuk merusak kromososm spermatozoa, supaya pada saat pembuahan tidak berfungsi secara genetic (Sumantadinata, 1988). Nagy et al,. 1981, menyebutkan pemijahan dengan cara ginogenesis akan menghasilkan selurunya berkelamin jantan.
Prosedur percobaan ginogenesis : Telur berasal dari induk betina ikan mas. Agar bisa ovulasi, induk disuntik dengan ovaprim atau ekstrak kelenjar hipophisa. Sperma diambil dari ikan tawes sebanyak 1 ml, lalu diencerkan 100 kali dengan larutan garam (Sodium Chloride 0,9 %). Setelah diencerkan di radiasi dengan sinar ultraviolet selama 10 menit. Telur dan sperma dicampurkan, sehingga terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan disebat dalam ayakn plastic dan direndam dalam air dengan suhu 25 o C. Setelah 2 menit pembuahan di beri kejutan panas (heat shock) pada suhu 40 o C selama 1,5 – 2 menit. Untuk menghilangkan daya lekat telur diberi larutan tannin, setelah itu diinkubasi pada suhu 28 o C hingga menetas. Skema prosedur ginogenesis menyusul.
Daftar Pustaka :
Direktorat Jenderal Perikanan, 1988. Status dan Permasalahan pembenihan ikan dan udang di
Donalson, E. M, U.H.M Fagerlund., DA. Hggs dan J.R Mc Bride 1978. Hormonal enchament of growt. Dalam W.S. Hoar, D.J. Randal dan J.R. Bret (ed.). Fish Physiology Vol. VIII. Academic Press, Newyork 456 – 597
Hamid, A.R. 1991. Pemberian Metiltestosteron Di dalam Proses Diferensiasi Kelamin Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Hasil Ginogenesis. Universitas Padjadjaran, Fakultas Perikanan, Jurusan Perikanan,
Hunter. G.A. E.M. Donalson. J. Stoss dan I. Baker, 1983. Production of monosex female groups of chinoox salmon (Onchorhynchus ishawytscha) by the fertilization of normal ova with sperm from sex-reversed female. Jour. Aquac., 33 : 355 – 364
Martin, C.R. 1979. Texbook of endocrine physiology.
Nagy, A., K. Rajki. L. Horvart dan V. Csanyi. 1978. Investigation on carp (Cyprinus carpio L) ginogenesis. Jour. Fish. Biol. 13 : 215 – 224.
Sumantadinata, K. 1988. Teknologi ginogenesis, percepatan pemurnian ikan peliharaan, Kompas 23 Nopember 1988.
Yamazaki, F. 1983. Sex control and manipulation in fish. Jour. Aquac. 33 : 329 – 354.
Yatim, W. 1986. Genetika. Tarsito Bandung. 397 hal.