Dapatkan buku-buku karya Usni Arie terbaru (Penebar Swadaya Jakarta), Panen Lele 2,5 Bulan, Panen Bawal 40 Hari, Panen Ikan Mas 2,5 Bulan, Panen IKan Patin 3 Bulan. Tersedia kumpulan artikel budidaya ikan air tawar (23 jenis ikan), kumpulan artikel budidaya nila gesit. Miliki buku Kiat Sukses Beternak Kodok Lembu. Hubungi 081 563 235 990.

25 April 2008

Sperma ikan mas

Untuk pembuahan telur ikan mas, dan juga ikan lainnya perlu sperma. Namun banyak orang yang belum tahu apakah sperma itu. Melalui artikel ini saya informasikan buat anda. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sperma didefinisikan oleh Harvery dan Hoar (1979) sebagai larutan spermatozoa yang berada dalam larutan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testes, atau salah satu bagian dari alat reproduksi ikan.

Sperma meliputi dua bagian, yaitu zat cair dan sel. Cairan merupakan tempat hidup sperma. Sel-sel yang hidup dan bergerak disebut spermatozoa, dan zat cair dimana sel-sel tersebut berenang disebut plasma seminal (Partodihardjo, 1987).

Soeparna (1980) mengemukakan bahwa spermatozoa merupakan sel padat dan sangat khas, tidak tumbuh atau membagi diri serta tidak mempunyai peranan fisiologis apapun pada hewan yang menghasilkannya, semata-mata hanya untuk membuahi telur pada jenis yang sama.

Spermatozoa terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Tetapi adapula spermatozoa yang memiliki tiga bagian, yaitu kepala, ekor dan tengah. Menurut Toelihere (1981), walaupun ukuran dan bentuk spermatozoa berbeda pada berbagai jenis hewan namun struktur morfologinya sama, yaitu terdiri dari kepala bagian tengah dan ekor.

Spermatozoa ikan tergolong ke dalam tipe flagelata, karena mempunyai ekor (flagella) yang panjang. Sperma yang sudah matang terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala, sedangkan ekor berguna sebagai organ untuk berenang (Nelsen (1953) dalam Sumantadinata (1983).

Menurut Pangestuningtyas (1993), sperma yang berkualitas baik terlihat seperti susu kental, berwarna putih susu, penuh dan membuyar dengan mudah ketikan diteteskan dalam air tawar atau garam fisiologis. Di bawah mikroskop terlihat sperma dengan kepadatan tinggi dan semuanya berbentuk normal serta pergerakannya sangat aktif (Chung et al., 1965).

Lain lagi dengan Maneewongsa dan Tattanon (1982), menurutnya sperma yang baik tidak kental dan tidak lengket dengan plasma, jika ditumpahkan dari tempat penampungan dapat mengalir dengan mudah dan bila diamati dibawah mikroskop memperlihatkan pergerakan spermatozoa yang cepat.

Sedangkan menurut Partodihardjo (1987), cairan sperma yang baik derajat kekentalanya hampir sama atau sedikit lebih kental dari susu. Menurut Pavlovici dan Vlad (1976), mengatakan bahwa tanda-tanda kualitas sperma yang baik tidak sama untuk setiap jenis ikan, misalnya pada ikan mas : sperma berwarna putih kekuningan, mempunyai kekentalan seperti krim susu dan dengan kisaran pH 6,8 – 7,6.

Ekor spermatozoa merupakan bagian yang berfungsi sebagai alat gerak, karena dilengkapi suatu tempat yang dapat memberi tenaga bagi spermatozoa dan fibri-fibril halus yang merupakan bagian motoris (Ginzburg, 1972; Soparna, 1980) Pergerakan spermatozoa dapat dipakai sebagai indikatort kualitas spermatozoa, walaupun belum dapat menjamin terjadinya pembuahan yang berhasil (Harvey dan Hoar, 1979).

Adapun kecepatan serta lamanya sperma bergerak bergantung kepada berbagai faktor, antara lain jenis serta konsentrasi unsur yang terkandung di dalamnya, suhu, pH dan metabolisme sel serta konsentrasi spermatozoa dalam cairan sperma(Scot dan Baynes, 1980). Taurin (1977), menerangkan bahwa semakin pendek umurnya kerena kecepatan pergerakan spermatozoa erat hubungannya dengan derajat pergerakan.

Pergerakan sperma dipengaruhi pula oleh salinitas air. Umumnya pergerakan sperma ikan yang memijah dalam air laut lebih lama dibandingkan dengan dalam air tawar. Hal ini disebabkan karena air laut lebih banyak mengandung zat-zat yang terdapat dalam sperma (Harvey dan Hoar, 1979).

Yamagimachi dalam Harvey dan Hoar (1979), mengemukakan bahwa sperma ikan Hering (Clupea herenous) masih dapat bergerak 4 – 5 hari, sedangkan sperma ikan air tawar kebanyakan hanya selama 2 – 3 menit. Selanjutnya dikatakan oleh Ginzburg (1972), bahwa sperma ikan mas hanya hidup selama 30 – 60 detik dalam air. Sedangkan Pavlovici dan Vlad (1976) mengatakan bahwa lamanya pergerakan aktif spermatozoa ikan mas dalam air tawar dengan suhu 20 o C kira-kira 106.6 detik.

Harvey dan Hoar (1979) menyatakan bahwa kemampuan membuahi sperma tidak hanya dipengaruhi motilitasnya saja, tetapi sperma yan g sudah mulai berkurang motilitasnya hanya mempunyai waktu singkat untuk membuahi. Sedangkan Hoar et al., (1983) menyatakan bahwa lama motilitas dan daya fertilitas sperma tiap jenis ikan berbeda0beda, tetapi pada umumnya motilitas dan kemampuan sperma untuk membuahi adalah sejalan.

Selanjutnya dikatakan bahwa dalam penyimpanan, sperma motilitas spermatozoa adalah parameter yang berguna untuk memperkirakan kelangsungan hidup spermatozoa. Menurut Partodihardjo (a987) penentuan kelangsungan hidup spermatozoa berdasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) sperma yang hidup adalah sperma yang bergerak cepat, lambat atau sedikit pergerakannya pada kepala atau ekor. (2) sperma yang mati adalah sperma yang tidak memperlihatkan pergerakan pergerakan sama sekali pada bagian kepala maupun ekor.

Banyaknya sperma yang dapat dikeluarkan dari satu ekor jantan bergantung kepada umur, ukuran, dan frekwensi pengeluaran sperma (Kazakov, 1981). Clement dan Grant (1985) dalam Ginzburg (1972) menyebutkan bahwa volume sperma ikan mas yang dapat dikeluarkan per-ejakulasi adalah sebanyak 2.36 – 3.44 cc dengan rata-rata 2.90 cc. Jumlah spermatozoa per cc minimum 23.8 x 10 pangkat 9, maksimum 25.6 x 10 pangkat 9 dengan rata-rata 24.7 x 10 pangkat 9.

Daftar Pustaka :

Pangestuningtias, J.W. (1993). Study tentang Pengaruh Radiasi Sinar Ultra Violet dan Waktu Penyimpanan Sperma Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Terhadap Persentase Pembuahan dan Persentase Penetasan Telur. Fakultas Peternakan, Universitas Dipenogoro, Semarang.