Seri budidaya ikan baung. Dilihat dari kebiasaan makanan (food habit), ikan dibagi kedalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan, atau disebut herbivora, ikan pemakan hewan, atau disebut carnivora dan ikan pemakan segala, atau disebut omnivora. Atas dasar itu, baung termasuk kedalam karnivora, yaitu hewan yang selama hidupnya lebih banyak makan hewan.
Meski termasuk karnivora, tetapi semasa larva bersifat omnivor. Mula-mula larva ikan memakan plankton nabati (phytoplankton) yang berukuran 100 – 300 mikron, misalnya Brachionus calicyflorus, Synchaeta sp, Notholca sp, Polyarthra platiptera, Hexartha mira, Brachionus falcatus, Asplanchna sp, Chonchilus sp, Filina sp, Brachionus angularis, Karatella cochlearis dan Keratella quadrata.
Jenis makanan ikan baung berubah sesuai dengan umurnya. Benih yang berumur 20 hari sanggup memakan plankton (pakan alami) berukuran 0,5 -2,0 mm. Benih yang cukup besar atau benih tua mulai menyantap makanan alami yang berukuran lebih besar, misalnya Paramaecium, naupli Artemia, Cladocera, (Sida sp., Diaphanasoma sp., Dapnia sp., Moina sp., Bosmina sp., Chidorus sp., dan Copepoda seperti Cyclop sp.
Dilihat dari kebiasaan makan (feeding habit), ikan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan yang biasa makan di dasar, ikan yang biasa makan di tengah perairan dan ikan yang biasa makan di permukaan. Dari pengamatan penulis, larva ikan baung cenderung memangsa hewan-hewan kecil lain yang hidup di permukaan sediment atau yang melayang-layang di air. Sedangkan setelah dewasa ikan baung termasuk pemakan dasar atau “ bottom feeder “.
Dilihat dari sifat makan, ikan dibagi dalam dua golongan, yaitu ikan yang agresif dan fasif. Betutu dan sapu termasuk ikan yang fasif. Keduanya lebih suka menunggu darpada memburu. Ikan mas termasuk ikan yang aktif. Ikan ini lebih suka memburu daripada menunggu. Atas dasar itu, ikan baung termasuk ikan yang fasif, atau lebih suka menunggu daripada memburu.
Daftar pustaka :