Bak pemberokan ikan baung adalah tempat untuk menyimpan induk-induk yang sudah matang gonad yang berasal dari bak pematangan gonad sampai menjelang induk tersebut dipijahkan. Bak ini dapat pula dikatakan sebagai tempat untuk mengadaptasikan induk-induk dari kolam yang lingkungannya lebih luas ke tempat pemijahan yang lebih sempit.
Bentuk bak pemberokan bisa bermacam-macam, tergantung dari keadaan tempat. Namun bentuk yang paling baik adalah segi empat atau empat persegi panjang. Pada bagian atas bak dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari kawat ayam, agar induk-induk tidak loncat ke luar. Karena induk yang berasal dari tempat yang luas sering loncat atau berontak.
Bak ini sebaiknya tidak terlalu luas sebab akan menyulitkan pada waktu menangkap induk yang akan dipijahkan. Ukuran bak pemberoka panjang 2 m, lebar 2 m dan tinggi 80 cm, atau panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 80 cm. Bak ini dapat diairi maksimal setengah bagiannya agar induk yang diberok tidak loncat keluar. Jumlah bak pemberokan minimal 2 buah, karena induk jantan dan induk betina harus dipisah.
Bak pemberokan harus dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air untuk memudahkan dalam mengisi maupun mengeringkan bak. Pintu-pintu ini dibuat di bagian tengah dari panjang atau lebar bak agar sirkulasi airnya baik. Pintu pemasukan air bisa dibuat dari pipa peralon berdiameter 1 – 1.5 inci yang dilengkapi dengan keran untuk mengatur debit air yang masuk dalam bak.
Pintu pengeluaran juga dibuat dari paralon yang berdiameter 2 inci. Ukuran paralon pengeluaran lebih besar tujuannya agar bak dapat dikeringkan dengan cepat. Pada pintu pengeluaran, umumnya dipasang keni sebagai tempat memasukan paralon pengatur tinggi air. Hal lain yang paling penting pada bak pemberokan ini adalah kondisi airnya. Air yang masuk ke dalam bak pemberokan harus kontinyu dan bersih (tidak mengandung zat makanan).
Daftar pustaka: