Pemeliharaan induk ikan baung sering juga disebut pematangan gonad. Namun keduanya bisa diartikan sebagai kegiatan memelihara induk yang sudah dipijahkan atau calon induk yang sudah matang kelamin sampai induk matang gonad atau siap untuk dipijahkan. Kegiatan itu bisa dilakukan di kolam, bisa juga di bak. Agar tidak terjadi pemijahan liar, induk jantan dan betina harus dipelihara terpisah.
Pemeliharaan induk didahului dengan persiapan. Kegiatan ini sangat penting, karena kondisi pemeliharaan yang telah digunakan dalam pemeliharaan sebelumnya sudah buruk. Sedangkan induk yang akan dipelihara membutuhkan lingkungan yang baik, agar dapat hidup dengan baik, sehat dan gonadnya dapat berkembang dengan sempurna. Induk yang hidup dalam lingkungan yang baik dapat menghasilkan telur dan sperma dengan kualitas baik.
Dalam persiapan, kolam dikeringkan selama 5 – 7 hari. Pada hari ke 4 atau ke 5, pematang kolam diperbaiki dengan menutup seluruh permukaan pematang dengan tanah dasar kolam. Kemalir dibuat dengan lebar 30 – 40 cm dan tinggi 10 cm, memanjang dari lubang pemasukan ke lubang pengeluaran. Seluruh tanah dasar diratakan. Setelah 7 hari, kolam diisi air setinggi 50 – 60 cm.
Bila kolam sudah siap, maka induk-induk ditebar. Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat suhu air masih rendah. Ini dilakukan agar induk-induk tidak kaget atau stress akibat suhu air yang tinggi. Jantan dan betina ditebar dalam kolam yang berbeda. Padat tebar induk didasarkan pada luasan kolam dalam satu meter. Kepadatan induk yang optimal adalah 5 – 10 kg/m2. Pengaturan penebaran pada setiap kolam harus betul-betul rapi. Atau dengan kata lain harus ada pemisahan antara induk-induk yang sudah dan belum dipijahkan.
Agar gonadnya berkembang dengan sempurna, telur-telur dan sperma berkualitas baik dan jumlahnya banyak, maka induk-induk harus diberi pakan tambahan. Jenis pakan tambahan yang diberikan berupa pelet. Jumlah pakan tambahan yang diberikan sebanyak 3 persen dari bobot tubuh setiap hari. Pemberian pakan juga bisa dilakukan secara adlibitum, yaitu memberi pakan ketika ikan itu lapar.
Baung merupakan jenis ikan yang kurang toleran terhadap perubahan kualitas air, terutama pada kandungan oksigen. Dimana dalam kandungan oksigen rendah, kehidupan ikan baung akan terganggu. Ikan baung tidak dapat hidup dalam sembarang tempat, terutama daerah yang minim air. Karena itu agar oksigen dalam air tetap tinggi, air harus terus mengalir. Debitnya minimal 5 liter perdetik untuk kolam seluas 200 m2.