Seri budidaya ikan patin. Pemeliharaan induk adalah kegiatan memelihara induk yang sudah dipijahkan atau calon induk yang sudah matang kelamin sampai induk matang gonad atau siap untuk dipijahkan. Pemeliharaan induk sering pula disebut kegiatan pematangan gonad, karena tujuannya untuk mendapatkan induk-induk yang matang gonad. Dalam kegiatan ini, induk jantan dan betina harus dipelihara terpisah, agar gonadnya bisa berkembang dengan normal.
Persiapan kolam
Persiapan kolam adalah kegiatan menyiapkan kolam sebelum digunakan untuk pemeliharaan. Kegiatan ini sangat penting, karena kondisi pemeliharaan yang telah digunakan dalam pemeliharaan sebelumnya sudah buruk. Sedangkan induk yang akan dipelihara membutuhkan lingkungan yang baik, agar dapat hidup dengan baik, sehat dan gonadnya dapat berkembang dengan sempurna. Induk yang hidup dalam lingkungan yang baik dapat menghasilkan telur dan sperma dengan kualitas baik. Telur dapat dibuahi dan sperma dapat membuahi.
Kegiatan persiapan kolam pemeliharaan induk terdiri dari pengeringan, pembersihan, dan pengisian air. Pengeringan dilakukan dengan membuang air dalam kolam. Sambil menunggu kering, lumpur, sisa pakan dan kotoran lain diseret ke lubang pengeluaran agar ikut terbuang. Setelah kotoran terbuang, dasar kandang disiram dengan air atau disemprot agar lebih bersih. Pengeringan dilakukan selama 1 – 2 hari.
Bila sudah dikeringkan, kolam diisi air setinggi 60 - 75 cm. Caranya dengan menutup lubang pengeluaran dengan paralon, kemudian membuka lubang pemasukan. Selama pemeliharaan, air harus tetap mengalir agar terjadi penggantian air, sehingga kotoran sedikit demi sedikit terbuang. Dengan begitu kualitas air dalam kolam tetap baik. Untuk daerah yang kekurangan air, selama masa pemeliharaan bisa saja air tidak mengalir, tetapi airnya diganti setiap hari.
Penebaran induk
Penebaran induk sebaiknya dilakukan pada pagi hari, saat suhu udara dan suhu air masih rendah. Ini dilakukan agar induk-induk tidak kaget atau stress akibat suhu air yang tinggi. Padat tebar induk didasarkan pada luasan kolam dalam satu meter. Kepadatan induk pati siam yang optimal adalah 1 kg/m2. Jadi bila luas kolam 200 m2 dapat ditebar induk 200 ekor.
Pengaturan penebaran pada setiap kolam harus betul-betul rapi. Atau dengan kata lain harus ada pemisahan antara induk-induk yang sudah dan belum dipijahkan. Artinya induk-induk yang sudah dipijahkan harus ditebar di kolam yang berbeda. Demikian juga dengan induk dipijahkan. Pemisahan ini bertujuan untuk membedakan antara induk-induk yang sudah dipijahkan dengan induk-induk yang belum dipijahkan.
Pemisahan ini juga harus dilakukan terhadap induk jantan dan betina. Karena kalau tidak dipisahkan perkembangan gonad dapat terganggu. Pemisahan induk jantan dan betina yang sudah memijah dengan yang belum juga harus dilakukan, agar tidak salah dalam seleksi induk saat akan memijahkan kembali.
Pemberian Pakan Tambahan
Gonad patin siam harus berkembang sempurna, agar telur-telurnya berkualitas baik dan jumlahnya banyak. Demikian juga dengan sperma harus berkualitas baik pula. Karena itu, induk-induk harus diberi pakan tambahan. Jenis pakan tambahan yang diberikan berupa pelet. Jenis pakan lainnya yang bisa diberikan untuk induk diantaranya daging bekicot, dan daging keong mas.
Jumlah pakan tambahan yang diberikan sebanyak 2 persen dari bobot tubuh setiap hari. Jadi bila induk-induk yang ditebar beratnya 3 gram dan dengan jumlah 100 ekor, maka jumlah pakan yang diberikan adalah 6 kg setiap hari. Pemberian pakan dlakukan 2 kali sehari, yaitu pagi jam. 09.00 dan sore jam 16.00. Namun menjelang musim hujan tiba, maka dosis pakan tambahan ditambah menjadi 3 persen.
Untuk induk jantan sebaiknya jumlah pakan dikurangi menjadi 2 persen. Jumlah tersebut cukup bagi jantan, karena gizi pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi sperma tidak sebanyak gizi pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi telur. Hal ini dilakukan untuk mencegah pertumbuhan badannya yang terlalu cepat. Pertumbuhan badan yang terlalu cepat dapat memperpendek masa produktipnya.
Pengelolaan air
Patin siam punya alat pernapasan tambahan yang disebut aborescent organt, seperti pada ikan lele. Namun toleransi patin siam tidak setinggi ikan lele, terutama pada kandungan oksigen yang rendah. Karena itu kolam pemeliharaan induk patin siam harus mengalir secara kontinyu minimal 0.5 liter/detik. Dengan begitu, sirkulasi air dalam kolam berjalan baik dan kebutuhan oksigen bagi ikan peliharaan dapat terpenuhi, sehingga induk bisa hidup dengan baik nafsu makannya tinggi, gonadnya bisa berkembang dengan sempurna.