Penetasan telur ikan patin adalah kegiatan merawat telur yang baru dikeluarkan dari induk betina dan sudah dicampur dengan sperma hingga menetas. Penetasan ini dilakukan dalam akuarium berukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm. Satu ekor induk betina membutuhkan minimal 10 akuarium. Akuarium-akuarium itu diletakan dalam rak-rak besi yang disimpan dalam sebuah ruangan. Akuarium harus dsipakan sebelumnya.
Penyiapan akuarium terdiri dari pengeringan, pengairan dan pemasangan instalasi penetasan. Akuarium bekas penetasan lalu, dibuang airnya dengan selang. Sambil menunggu kering, seluruh permukaan akuarium bagian dalam, terutama dasarnya digosok dengan spon atau busa, lalu dibilas dengan air bersih. Tujuannya agar kotoran yang menempel pada bagian itu hilang, sehingga akuarium menjadi bersih. Akuarium dibiarkan kering selama 2 hari.
Akuarium diisi air bersih setinggi 25 – 30 cm. Caranya dengan mengalirkan air itu dari bak penampungan dengan selang berdiameter ¾ inchi. Setelah penuh, pada setiap akuarium dipasang masing-masing dua buah titik aerasi sebagai pensuplay oksigen. Aerasi dihidupkan selama penetasan. Peletakan aerasi harus berjauhan agar aerasi itu, difusi oksigen merata dan oksigennya juga merata.
Penetasan telur ikan patin perlu suhu tinggi, antara 28 – 30 O C. Pada suhu ini telur menetas cepat. Dengan begitu masa kritis telur cepat terlewati. Untuk daerah pantai, suhu air sudah mencapai seperti itu, tetapi untuk daerha pegunungan, suhu air jauh di bawah 28 O C. Agar bisa mencapai suhu tersebut, maka setiap akuarium dipasang pemanas air (heater). Heater dihidupkan selama penetasan. Alat itu dipasang pada suhu 28 O C.
Bila akuarium penetasan sudah siap, maka telur bisa ditebar. Telur-telur harus ditebar merata ke seluruh permukaan dasar akuarium, jangan sampai terjadi penumpukan, karena telur ikan patin bersifat melekat. Karena itu penebaran telur harus sedikit demi sedikit ke dalam setiap akuarum, lalu disebar merata dengan tangan ke seluruh bagian.
Telur akan berkembang secara bertahap setiap wakyu. Pada suhu 28 – 30 O C, telur-telur akuarium akan menetas dalam waktu 18 – 28 jam. Tentu saja tidak semua telur menetas. Telur-telur yang tidak menetas dapat mengotori dan menurunkan kualitas air dalam akuarium. Karena itu 10 jam kemudian, sebagian atau 50 persen air harus dibuang dengan cara disipon, kemudian diganti dengan air baru.
Pembuangan air harus hati-hati, jangan sampai larva-larva itu terbawa arus. Untuk melakukannya, maka saat penyiponan dibantu alat lain, yaitu pipa paralon berdiameter 5 inchi dengan panjang 40 cm. Sebagian paralon itu diberi lubang, kemudian dibungkus dengan kain hapa yang halus dimana larva tidak masuk.
Caranya, masukan paralon itu ke dalam akuarium, tetapi jangan sampai ke dasar akuarium, lalu masukan ujung selang yang telah diisi air ke dalam paralon dan biarkan air mengalir dengan sendirinya. Pengeluaran air dihentikan setelah sebagian air dalam akuarium terbuang. Setelah itu, akuarium diisi lagi air hingga mencapai ketinggian semula. Selama pengeluaran dan penggantian air, aerasi dihentikan dan heater dimatikan.