Penyakit ikan dapat diartikan sebagai suatu organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh ikan sehingga organ tubuhnya terganggu (Arie, 2001). Dengan terganggunya organ tubuh maka terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan. Bila serangan penyakit sangat parah, kematian tak bisa dihindarkan dan bisa menimbukan kerugian yang sangat besar.
Timbulnya suatu penyakit pada ikan dapat disebabkan tiga factor, yaitu kondisi tubuh ikan yang kurang baik, lingkungan kolam yang kurang baik dan patogen atau hewan lain pembawa penyakit. Ketiga factor tersebut mempunyai hubungan yang erat sekali sebab bila salah satu factor terjadi maka serangan penyakit pasti terjadi.
Oleh sebab itu untuk mencegah timbulnya penyakit, maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan hasru di jaga agar tetap baik dan hindarilah masuknya hewan pembawa penyakit. Kondisi tubuh ikan yang kurang baik dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang baik, misalnya kualitas airnya buruk. Kondisi ini dapat menyebabkan napsu makannya menurun yang akhirnya menjadi loyo. Dalam kondisi tubuh yang loyo, kemudian ada patogen, maka terjadilah serangan penyakit.
Beda lagi kalau kondisi tubuh ikan baik, bagaimanapun buruknya lingkungan dan ada tidaknya patogen serangan penyakit tidak akan terjadi, asalkan tidak berlangsung lama. Jadi salah upaya pencegahan dalam budidaya ikan adalah bila melihat kualitas air yang kurang baik segera lakukan penggantian air.
Bila dilihat dari sifat penyerangannya, penyakit ikan dapat dibedakan ke dalam dua golongan,yaitu endotern dan exotern. Endotern adalan jenis-jenis penyakit yang biasa menyerang tubuh bagian dalam, seperti hati, paru-paru, usus, dan bagian tubuh dalam lainnya. Sementara exotern adalah jenis-jenis penyakit yang menyerang organ tubuh bagian luar, seperti kaki (pada bullfrog), perut, kepala dan bagian tubuh luar lainnya.
Serangan penyakit pada ikan dapat terjadi pada fase telur, fase berudu, fase percil dan fase bullfrog dewasa. Beberapa penyakit bullfrog yang sering terjadi di Indonesia, diantaranya penyakit kapas, ekor putih, spring plague, tuberculosis, kaki merah (pada bullfrog), kembung (dropsy pada bullfrog), borok dan mata putih.
Dalam mengendalikan
Inilah kiat untuk mencegah penyakit (1). Mengeringkan kolam untuk memotong siklus hidup penyakit. (2) Melakukanpengapuran pada waktu persiapan kolam sehingga dapat membunuh
(5). Melakukan penebaran dengan padat tebar bullfrog yang optimal. Tujuannya untuk mengurangi terjadinya kontak badan langsung dan untuk menghindari kanibalisme. (6). Memberikan pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan sebab paka yang berlebihan dapat mencemari lingkungan hidup bullfrog (7). Melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh bullfrog. (8) Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput.
Apabila tindakan pencegahan masih belum berhasil dan bullfrog masih terserang penyakit maka baru dilakukan pengobatan. Tindakan pengobatan sebaiknya merupakan tindakan terakhir sebab selain mempunyai efek sampingan juga membutuhkan biaya yang besar. Jangan sampai harga obatnya melebihi harga jual bullfrog yang akan diobati. Ini sangat tidak ekonomis.
Berikut ini beberapa kiat pengobatan yang bisa dilakukan dalam pengobatan bullfrog. (1). Pengobatan langsung, yaitu dengan menebarkan bahan kimia atau obat ke wadah pemeliharaan bullfrog secara langsung dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan. (2). Treatment, yaitu dengan merendam bullfrog-bullfrog yang terserang penyakit ke dalam suatu larutan bahan kimia atau obat dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan.
(3) Pengobatan melalui makanan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang sudah dicampur obat dengan dosis tertentu pada bullfrog yang sudah terserang penyakit. (4). Pengobatan langsung pada bullfrog yang terserang, yakni dengan mengambil bullfrog-bullfrog yang terserang lalu diolesi obat yang sesuai atau disuntik