Seperti petinju cupang adu punya gaya dalam melakukan pertarungan, yaitu ketika melakukan serangan terhadap lawannya. Tentu saja serangan yang mengarah pada bagian tubuh yang fatal, seperti daerah sekitar pangkal ekor, bagian perut, sekitar sirip, ring bibir dan juga mata, yaitu dengan pukulan-pukulan yang mematikan. Dengan begitu, cupang tersebut akan berjuluk sebagai pemenang. Ada empat tipe gaya bertarung cupang adu, yaitu :
Tipe slugger atau pure slugger. Julukan ini ditujukan pada cupang adu yang mampu melakukan atau melancarkan serangan ke tubuh lawan secara terus menerus, mulai dari pangkal ekor, seluruh sirip, sampai ring bibir. Hanya saja, cupang bergaya tarung seperti ini jarang melakukan gigitan pada bagian tubuh lawan.
Tipe fighter. Julukan ini ditujukan pada cupang adu yang menunggu serangan lwan sebelum melancarcarkan serangan. Cupang seperti ini umumnya melancarkan serangan sekali-sekali, tetapi keras, terarah dan terkadang dilanjutkan dengan mengigit bagian tubuh lawan, hingga lawanya perlu bersikap hati-hati.
Tipe fighter fasif. Julukan ini ditujukan pada cupang adu yang hanya menunggu diserang dan sangat jarang melancarkan serangan. Gaya pukulannya tidak variatif. Pukulannya hanya ditujukan ke satu bagian tubuh lawan. Kelebihan tipe ini adalah umumnya bagian tubuh lawan yang diserang akan terluka parah. Bila sudah menggigit, gigitannya seperti tidak akan dilepaskan lagi.
Tipe semi fighter. Julukan ini ditujukan pada cupang adu yang hampir sama dengan tipe slugger, tetapi terkadang hanya menunggu diserang. Cupang adu tipe semifghter mempunyai kelebihan kerena lebih gesit bila dibandingkan dengan fighter. Gaya pukulannya variatif, meskipun tidak tearah. Pustaka : Atlas Cupang Hias dan Cupang Adu (Bambang Eka Perkasa dan Farry B. Paimin) Penebar Swadaya, Jakarta.