Mengapa kita harus bertanya ? Karena dalam kehidupan banyak hal yang kita tidak tahu dan kita juga sering lupa dengan sesuatu yang kita sudah tahu dimasa lalu. Sedangkan kita harus melakukan sesuatu. Kalau kita tidak tahu atau lupa mana mungkin kita bisa melakukannya. Dengan bertanya kita akan mendapat jawaban. Dan dengan jawaban itu kita bisa tahu. Dengan jawaban itu pula kita bisa ingat kembali, sehingga kita bisa melanjutkan aktivitas kita.
Seperti keinginan, bertanya juga sebenarnya naluri, yaitu dorongan dari diri kita untuk mengetahui suatu hal atau mengingat kembali suatu hal. Sadar atau tidak setiap hari selalu kita lakukan. Di rumah kita bertanya kepada orang-orang terdekat kita, seperti kepada ibu, bapak, kakak, adik dan saudara lainnya. Di sekolah kita bertanya kepada guru atau teman. Di kampus kita bertanya kepada dosen dan juga teman. Di kantor kita bertanya kepada atasan, bawahan atau teman. Di tempat lain kita bertanya kepada relasi atau orang yang baru kita kenal.
Selain untuk mengetahui atau mengingat sesuatu, bertanya juga dipakai untuk menguji kemampuan seseorang. Seperti yang dilakukan oleh panitia Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Mereka menguji setiap calon mahasiswa melalui puluhan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab oleh setiap calon mahasiswa. Mahasiswa yang menjawab dengan tepat akan mendapat nilai baik dan akan menjadi mahasiswa. Sedangkan mahasiswa yang menjawab tidak tepat akan mendapat nilai buruk dan tidak akan menjadi mahasiswa.
Seorang hakim bisa mengungkap sebuah kasus juga dengan melakukan hal yang sama. Dia selalu mengajukan puluhan atau mungkin ratusan pertanyaan kepada terdakwa. Yaitu pertanyaan yang memojokan setiap terdakwa. Tentu saja pertanyaan itu akan disertakan dengan bukti dan saksi. Karena dalam sebuah pengadilan keduanya mutlak diperlukan. Semua pertanyaan hakim harus dijawab dengan jujur dan jelas. Kalau tidak pertanyaan lain akan menyerang terdakwa. Itulah sebuah pengadilan, dimana setiap pertanyaan akan menjadi senjata yang jitu.
Lupakan tentang panitia SPMB dan hakim. Kita memiliki segudang pertanyaan bukan untuk menguji kemampuan seseorang atau mengungkap sebuah kasus, tapi untuk mendapat jawaban yang pasti, tepat dan akurat. Jawaban itulah yang akan menjadi modal sebagai bahan pertimbangan dalam melangkah untuk mencapai setiap keinginan dan tujuan kita. Satu kata sangat berarti. Itu motivasinya.
Kita tak perlu malu untuk bertanya. Karena kalau tidak bertanya, kita tidak akan mendapat jawaban. Seorang yang sedang tersesat akan tetap linglung, karena tidak tahu kemana jalan yang harus ditempuh. Malu bertanya sesat di jalan. Biarlah orang lain menganggap kita seorang yang bodoh, karena menurut kita bertanya itu bukan suatu kebodohan, tapi sebaliknya. Itu suatu kekuatan menuju kesuksesan.
Sebuah jawaban bukan hanya sekedar informasi, tapi akan menjadi suatu bahan untuk melengkapi dan memperkuat informasi yang sudah ada. Seorang yang telah diberi tahu letak suatu tempat di kota besar mungkin masih tetap bingung, karena tidak tahu harus naik apa agar bisa sampai di sana, berapa jauhnya dan berapa lamannya serta berapa ongkosnya. Kalau sudah tahu kebingungan akan hilang dan dia akan melanjutkan perjalanannya dengan pasti.
Seorang pasien yang sakit sangat parah akhirnya bisa sembuh setelah konsultasi dengan dokter. Karena selama konsultasi dia melontarkan banyak pertanyaan kepada dokter, tentang nama penyakitnya, tentang obatnya, dan tentang cara penyembuhannya serta tentang pantrangannya. Dokter akan menjawab semua pertanyaan pasiennya. Karena itulah kewajiban seorang dokter. Pasien akan tahu nama penyakitnya. Pasien juga menuruti setiap jawaban dokter. Karena jawaban itu merupakan kunci baginya untuk bisa sembuh. - bersambung -