Dapatkan buku-buku karya Usni Arie terbaru (Penebar Swadaya Jakarta), Panen Lele 2,5 Bulan, Panen Bawal 40 Hari, Panen Ikan Mas 2,5 Bulan, Panen IKan Patin 3 Bulan. Tersedia kumpulan artikel budidaya ikan air tawar (23 jenis ikan), kumpulan artikel budidaya nila gesit. Miliki buku Kiat Sukses Beternak Kodok Lembu. Hubungi 081 563 235 990.

18 April 2008

Tidak berhenti belajar

Tulisan tentang “Jangan berhenti belajar atau Tidak boleh berhenti belajar “ pasti sudah banyak, terutama dari motivator-motivator kawakan. Tetapi saya ingin seikit menyumbangkan pemikiran, siapa tahu ada manfaatnya. Karena setiap orang memiliki kekurangan, selain kelebihan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Mengapa ? Karena belajar adalah cara terbaik untuk mendapatkan ilmu. Ilmu paling penting dalam kehidupan. Setiap langkah kita harus dibarengi dengan ilmu. Kalau tidak, kita akan tersesat, tidak tahu kemana jalan yang harus ditempuh. Karena semua jalan terasa gelap. Keadaan itu akan menjerumuskan kita ke jurang kenistaan. Tempat dimana orang-orang yang hidup penuh dengan penderitaan dan penyesalan.

Agar semua itu tidak terjadi kita harus terus belajar. Kita jangan merasa puas dengan semua ilmu yang kita miliki sekarang, justru kita harus merasa kurang. Karena ilmu selalu berkembang mengikuti kemajuan jaman. Ilmu ibarat sinar yang akan menerangi jalan hidup kita, sehingga akan memudahkan kita dalam melangkah. Ilmulah yang akan membawa kita untuk meraih kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Karena itu, alirkan terus ilmu dalam diri kita. Berikan ruang seluas-luasnya agar ilmu bisa masuk sebanyak-banyaknya. Jangan berhenti belajar, tapi harus terus dimulai pada setiap tingkatan kehidupan dan terus berlanjut hingga akhir kehidupan. Ingat beberapa semboyan, dengan belajar kita tahu, dengan belajar kita ngerti, dengan belajar kita faham, dengan belajar kita bisa hayati, dengan belajar kita mahir, dengan belajar kita trampil.

Belajar bisa dimana saja, di rumah, di sekolah, di madrasah, di kampus atau tempat lainnya. Di rumah, kita bisa dari ibu, bapak, kakak, adik dan saudara lainnya. Mereka sumber ilmu yang paling dekat. Di sekolah, kita bisa belajar dari semua guru. Di madrasah kita bisa belajar dari semua ustadt. Di kampus kita bisa belajar dari semua dosen. Di tempat lain kita bisa belajar dari teman, relasi, kekasih, tetangga dan orang yang baru kita kenal.

Belajar bisa dengan mendengar, melihat, membaca dan cara lainnya. Caranya bisa dengan melalui obrolan, mengikuti kuliah, ceramah, diskusi, seminar dan mendengarkan radio. Bisa dengan menonton televisi, mengunjungi suatu tempat untuk melihat percontohan dan demontrasi. Bisa juga dengan membaca buku, koran, majalah, artikel, tabloid dan bacaan lainnya. Banyak sekali ilmu yang diperoleh dari belajar, bisa berupa ilmu pengetahuan umum, ilmu agama, ilmu terapan, ilmu pengobatan dan ilmu-ilmu lainnya.

Ilmu dapat mewujudkan keinginan

Perjalanan kita masih jauh. Kita harus menyiapkan segalanya. Masih segudang keinginan, angan-angan dan harapan. Semua itu akan terus muncul dan tak akan bisa dibendung lagi, seperti daun-daun tanaman, yang setiap saat selalu muncul tunas-tunas baru. Bagaimana mungkin kita dapat mewujudkan semua itu kalau kita tidak memiliki ilmu. Kita sudah merasakan betapa berat hidup ini. Begitu banyak keinginan, angan-angan, dan harapan kita yang kandas, hingga akhirnya kita harus gigit jari, menyerah dan pasrah dengan keadaan. Tentu semua itu terjadi karena kesalahan kita. Kita miskin ilmu, kita sangat bodoh, hingga kita tidak tahu bagaimana jalan untuk meraih semua itu. Andai saja kita memiliki ilmu mungkin kegagalan itu tidak akan terjadi dan kita bisa mewujudkan keinginan yang lainnya. Sebuah keinginan akan mendorong kita melakukan suatu tindakan untuk mencapai keinginan itu. Keinginan yang baik akan memberikan efek positif kepada kita untuk menciptakan cara-cara yang positip.

Ilmu untuk menilai sesuatu

Hidup memang penuh dengan keinginan. Namun tidak semua keinginan harus diwujudkan. Karena kita hidup di masyarakat, dimana segala sesuatu ada batasannya dan ada aturannya, baik aturan yang tertulis maupun aturan yang tidak tertulis dan kita harus mematuhinya. Bila melebihi batas dan melanggar, tentu masyarakat sendiri yang akan memberi sanksi atau memberi hukuman. Kita juga punya keyakinan dan keyakinan itu akan menunjukan ke jalan yang benar. Karena itu, kita sendiri sebenarnya harus bisa menilai diri kita. Kita harus bisa menilai setiap keinginan itu, mana keinginan yang baik dan mana keinginan yang buruk atas dasar aturan masyarakat dan agama. Hanya dengan ilmu kita bisa melakukannya. Dengan ilmu pula kita bisa mengetahui segalanya, termasuk menilai prilaku orang lain, mana prilaku baik dan mana prilaku buruk. Kita dapat menilai setiap kejadian di masyarakat, mana yang melanggar aturan dan mana tidak melanggar aturan. Kita bisa menilai setiap kejadian alam, mana bencana, mana hukuman. Kita juga dapat menilai setiap benda, mana yang asli, mana yang palsu.

Ilmu dapat memecahkan masalah

Dalam mewujudkan setiap keinginan, angan-angan dan harapan itu sendiri tidak mudah. Karena berbagai masalah akan menghadang setiap langkah kita. Dan semua masalah itu akan berbeda dengan masalah yang sedang kita hadapi sekarang, dan berbeda pula dengan masalah yang sudah berhasil kita pecahkan dimasa lalu. Yang pasti masalah itu akan lebih rumit lagi, dan kita harus bisa memecahkannya. Kalau tidak maka masalah lain akan timbul. Begitu seterusnya masalah demi masalah datang silih berganti mengisi hari-hari kita. Kita sudah merasakan bagaimana hari-hari yang terus berubah dan menuntut agar kita pandai dalam mengambil sikap dan memilih jalan terbaik. Bagaimana mungkin kita bisa memecahkan masalah-masalah itu, kalau bukan dengan ilmu. Ingatlah, hanya dengan ilmu kita dapat menghadapi semua itu.

Ilmu dapat membentengi diri

Manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial kita harus bermasyarakat. Karena kita hidup di masyarakat, tentu saja kita harus bisa bergaul dengan mereka. Kita tidak bisa hidup sendiri. Kita butuh orang lain dan kita juga dibutuhkan orang lain. Namun akibat pergaulan itu kita tidak akan terlepas dari berbagai pengaruh, baik pengaruh positip maupun pengaruh negatip, karena keadaan masyarakat itu beragam sifatnya, ada yang baik ada juga yang tidak baik. Dalam keadaan ini kita harus mengambil sikap adar tidak terjerumus kepada perbuatan yang melanggar hukum. Ilmulah yang akan membentengi diri kita. Dengan ilmu kita bisa membedakan antara pengaruh positip dan pengaruh negatip. Dengan ilmu kita bisa membedakan mana perbuatan yang melanggar dan mana yang tidak melanggar hukum.

Ilmu dapat membuat keputusan yang tepat

Dimasa lalu, kita sering membuat berbagai keputusan. Namun terkadang kita merasa semua itu bukan jalan terbaik. Kita tidak yakin dengan keputusan-keputusan itu. Sehingga untuk melangkah terasa sangat berat, karena keraguan menghantui kita. Keraguan yang timbul akibat adanya perasaan rendah diri, merasa kita sebagai orang nomor dua dari orang yang mampu. Selain itu juga adanya ketidakpercayaan pada kemampuan kita. Dari perasaan itu timbulah berbagai pertanyaan yang mengarah kepada diri kita. Dari pertanyaan itu timbulah keraguan. takut gagal, takut rugi dan masih banyak ketakutan lain. Mengapa semua itu terjadi. Karena kita tak memiliki bahan pertimbangan yang matang, kita tak memiliki perhitungan yang tepat dan kita tidak memiliki data yang akurat. Lalu, bagaimana mengatasi semua itu. Tentu saja hanya dengan memperbanyak ilmu, terutama ilmu berkaitan erat dengan jalan yang akan kita tempuh. Ilmu akan membimbing kita untuk membuat keputusan terbaik, dengan menggunakan berbagai pertimbangan yang matang, perhitungan yang tepat dan data yang akurat. Dengan keputusan itu, kita tidak akan ringan melangkah, karena keraguan telah hilang. Kita tidak akan takut gagal. Kita tidak akan takut rugi. Semua ketakutan akan hilang. Langkah kita sangat pasti.

Ilmu dapat membangun percaya diri

Meski kita telah membuat sebuah keputusan yang tepat, tapi terkadang kita masih berat untuk melangkah. Karena pendapat lain turut mempengaruhi keputusan itu, terutama pendapat istri, suami, orang tua, saudara atau orang lain. Dalam keadaan seperti itu terpaksa kita harus mengkaji kembali. Padahal pengkajian itu merupakan satu kendala bagi kita. Karena kita harus mengulang kembali pekerjaan kita, dan kita harus menyediakan waktu lagi. Pada akhirnya langkah kita akan tertunda. Mengapa itu terjadi. Tentu saja semua disebabkan karena kita percaya kepada diri sendiri. Kita lebih percaya kepada orang lain. Padahal mereka tidak tahu bagaimana kita mengambil keputusan itu. Bukankah semua itu sudah melalui pertimbangan yang tepat. Bukankah semua itu sudah melalui perhitungan yang matang. Bukankah semua itu berdasarkan data-data yang akurat. Percayalah kepada diri kita sendiri. Karena hanya kitalah yang tahu semuanya. Pada dasarnya kehidupan kita akan lebih bila jalan itu merupakan pilihan kita sendiri, bukan pilihan orang lain. Orang sukses adalah orang yang biasa mengembangkan kepercayaan kepada dirinya sendiri. Besar kecilnya keberhasilan ditentukan oleh besar kecilnya kepercayaan kepada diri sendiri.

Ilmu dapat menanamkan disiplin dan waktu

Untuk mewujudkan satu keinginan kita butuh waktu. Belum sempat keinginan itu terwujud, muncul keinginan baru. Kitapun harus mengatur waktu lagi agar keinginan lain itu juga bisa terwujud juga. Sementara waktu terus berlalu, hari-hari terus berganti, seakan-akan semua itu tak bisa lagi diajak kompromi. Kita akhirnya seperti dikejar waktu, tak sedikitpun ruang waktu yang tersisa. Kenapa semua itu terjadi. Karena kita tidak memiliki jadual yang jelas. Coba kalau kita membuat jadual itu semua itu pasti tidak akan terjadi. Dengan sebuah jadual, kita bisa mengatur sedemikian rupa, hingga setiap keinginan dapat diwujudkan dalam waktu yang tepat. Tentu saja, pembuatan jadual itu juga harus dengan ilmu. Tanpa ilmu, tak mungkin kisa melakukan semua itu. Apabila cinta cinta dengan kehidupan, janganlah kita hambur-hamburkan waktu, karena waktu akan membentuk kehidupan kita.

Ilmu sebagai pembina hubungan baik dengan orang lain

Kita sering picik. Selalu ingin puas. Semua pekerjaan dilakukan sendiri dengan harapan bisa mendapatkan hasil yang tinggi dan keuntungan yang besar dan hasil itu bisa dinikmati sendiri. Karena sifat itu seringkali kesibukan kita melebihi batas, lupa waktu dan tidak mengenal lelah. Padahal di sekitar kita masih banyak orang lain yang tidak memiliki pekerjaan dan mereka juga butuh penghasilan. Andai saja kita punya ilmu, tentu semua itu tidak akan terjadi. Kita bisa membagi pekerjaan itu dengan mereka, atau membiarkan semua pekerjaan dilakukan oleh orang lain, sedangkan kita hanya mengatur saja. Dengan begitu, tentu hasilnya akan lebih tinggi dan keuntunganpun bisa lebih besar. - bersambung -