Pemberokan induk ikan baung adalah kegiatan menyimpan induk-induk yang berasal dari kolam pemeliharaan induk hingga menjelang induk tersebut dipijahkan. Kegiatan ini dilakukan karena kandungan lemak pada gonad induk yang berasal dari kolam pemeliharaan induk masih tinggi. Kandungan lemak yang tinggi dapat menghambat keluarnya telur saat dipijahkan atau di streeping. Melalui pemberokan, kandungan lemaknya akan berkurang. Di samping itu, pemberokan bertujuan pula untuk memudahkan dalam membedakan induk yang gendut karena matang telur dengan gendut karena makanan.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberokan adalah :
1) Keadaan air harus bersih
2) Air mengalir dengan kontinyu agar tidak kekurang oksigen.
3) Induk tidak boleh diberi pakan tambahan.
4) Pemberokan ini dilakukan minimal selama 12 jam.
Untuk meyakinkan kembali kematangan gonad, maka induk-induk yang sudah diberok diseleksi kembali. Induk yang gendut akibat pakan biasanya perutnya akan kempes selama pemberokan. Sedangkan induk yang matang gonad, perutnya tetap gendut. Seleksi induk lyang akan dipijahkan tidak hanya memperhatikan bagian luarnya saja, tetapi harus diperhatikan pula tingkat kematangan telurnya.
Dengan demikian, untuk meyakinkan lebih lanjut telur yang sudah matang dapat diperiksa dengan larutan sera yaitu campuran formalin. Alkohol dan larutan acetid dengan perbandingan 6:3:1. Caranya sebagai berikut :
1. Tangkap induk yang akan dipijahkan, kemudian sedot telurnya dengan menggunakan selang kanulasi yaitu selang ukuran 1 mm dimasukkan ke dalam lubang kelamin induk betina sedalam 2-3 cm, kemudian ujung lainnya disedot dengan mulut sedikit demi sedikit sampai tampak telur didalam selang.
2. Telur yang telah tersedot kemudian dikeluarkan dan diletakkan dalam lempengan gelas (cawan) kemudian ditetesi larutan sera.
3. Telur yang telah matang dapat dicirikan dari ukurannya yang seragam, antara 1,2 - 1,4 mm, berwarna kuning tua. Bila dimasukkan dalam larutan sera inti telurnya terlihat jelas terpisah dari cangkangnya.
4. Induk yang telah matang telur dipisahkan dalam bak pemijahan, atau bak penampungan sementara sampai waktunya dilakukan penyuntikan.
Induk betina yang sudah diseleksi ditampung dalam bak lain. Demikian pula dengan induk jantan, tetapi jumlah induk jantan yang dieleksi harus lebih banyak dari induk yang akan dipakai dalam pemijahan. Karena untuk menjaga bila terjadi kekurangan sperma, atau bila mendapatlan kualitas sperma yang kurang baik. Induk-induk itu siap untuk dipijahkan.