Meski merupakan ikan asli Indonesia, tetapi baung belum dapat dipijahkan secara alami. Ikan baung hanya dapat dipijahkan secara buatan. Yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang keluarnya telur ke dalam tubuh lalu mengeluarkan telur dengan cara mengurut perutnya. Mengingat pengamatan kearah itu jarang dilakukan para ahli. Bisa juga karena pemijahan buatan dianggap lebih praktis.
Ada banyak hormon yang dapat digunakan, diantaranya ovaprim. Tetapi di beberapa daerah bahan itu sulit diperoleh, karena jarang orang yang menjualnya. Sebagai penggantinya dapat digunakan larutan kelenjar hipofisa ikan mas, karena ikan mudah diperoleh. Namun bahan ini harus dibuat terlebih dahulu. Penyuntikan dengan larutan kelenjar hipofisa dilakukan sebanyak 2 dosis, atau satu kilo induk betina memerlukan 2 kilo ikan mas. Sedangkan penyuntikan dengan ovaprim dilakukan sebanyak 0,6 ml ovaprim.
Penyuntikan dengan kelenjar hipofisa dan ovaprim dilakukan dua kali, yaitu 1/3 pada penyuntikan pertama dan sisanya pada penyuntikan kedua. Selang waktu antara penyuntikan pertama dan kedua adalah 12 jam. Dan pengurutan telur atau steeping dilakukan 6 jam setelah penyuntikan kedua.
Penyuntikan dengan larutan kelenjar hipofisa
Penyuntikan dengan kelenjar hypopisa dilakukan dalam berbagai tahapan kegiatan, yaitu :
a. Timbang induk betina yang akan dipijahkan
b. Timbang ikan donor sesuai dengan dosis. Sebagai contoh, jika berat induk betina 5 kg, dengan dosis penyuntikan 1 dosis, maka ikan donor yang harus disiapkan adalah sebanyak 5 kg. Sedangkan jika dosinya 2, maka berat ikan donor 10 kg.
c. Potong ikan donor secara vertikal pada bagian belakang tutup insang.
d. Letakan potongan kepala ikan donor dengan posisi mulut keatas, lalu potong lagi secara vertikal di atas mata di bawah hidung. Otak akan terlihat diselimuti lendir atau lemak.
e. Angkat otak ikan dan buang lendirnya dengan kapas atau tisue. Setelah bersih akan tampak butiran putih seperti beras dalam lekukan tulang, itulah kelenjar hypopisa.
f. Ambil kelenjar hypopisa dengan pinset, lalu letaka pada alu penggerus. Lakukan berulang-ulang hingga kelenjar hypopisa dari setiap ikan donor habis. Setelah itu, hancurkan hypopisa dalam gelas penggerus sampai halus.
g. Masukan 1,5 – 2 ml aquabides ke dalam gelas penggerus dan aduk hingga merata. Agar lebih larut, putar dengan sentrifugal atau pemusing.
h. Sedot larutan hypopisa dengan alat suntik bervolume 0,12 ml.
i. Suntikan larutan hypopisa pada punggung induk betina atau pada bagian daging yang paling tebal sedalam 2 cm dengan kemiringan jarum 45 derajat.
j. Masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak dan biarkan selama 10-12 jam.
Penyuntikan dengan ovaprim dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Timbang induk betina yang akan dipijahkannya.
b. Ambil atau sedot ovaprim dengan alat 1 ml sesuai dosis. Misalkan berat total induk betina 5 kg, sedangkan dosisnya 0.6 ml/kg induk, maka ovaprim yang diambil sebanyak 5 x 0,6 = 3 ml.
Catatan :
Agar ovaprim yang akan disuntikan seluruhnya masuk kedalam tubuh ikan yang akan dipijahkan dan pembagiannya merata sesuai beratnya, maka sebelum ovaprim disuntikan sebaiknya terlebih dahulu dicampur dengan aquabides Jika jumlah induk yang akan dipijahkan sebanyak 5 ekor dengan berat rata-rata 0,8 kg, sedangkan ovaprim yang akan disuntikan sebanyak 3 ml. Maka untuk mengencerkannya ditambah aquabides sebanyak 1 ml, sehingga jumlah cairan ovaprim menjadi 4 ml dan masing - masing induk lele disuntik dengan 0,5 ml ovaprim yang telah dicairkan.
c. Suntikan ovaprim pada bagian punggung atau bagian daging yang paling dengan kemiringan 45 derajat.
d. Masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak dan biarkan selama 6 - 8 jam.