Telur ikan baung hasil streefing atau pengurutan perlu ditampung di dalam suatu wadah yang dikenal dengan nama tempat penetasan telur. Tempat yang umum digunakan adalah akuarium. Tempat lainnya adalah fibre glass. Tempat ini pula yang biasanya langsung digunakan sebagai tempat pemeliharaan larva, setelah membuang telur-telur yang tidak menetas, atau kotoran lainnya.
Ukuran akuarium yang digunakan bervariasi, namun ukuran paling kecil adalah panjang 60 cm, lebar 40, dan tinggi 40 cm. Ukuran besar yang biasa digunakan adalah panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm. Pada setiap akuarium dilengkapi dengan alat pengatur panas air, atau disebut pula heater. Alat lainnya adalah aerasi, alat untuk membantu dalam suplay oksigen.
Jumlah akuarium yang dibutuhkan tergantung dari skala produksi atau jumlah induk yang dipijahkan. Seekor induk betina yang beratnya 3 – 4 kg membutuhkan akuarium 30 – 40 buah akuarium berukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 40 cm. Atau bisa juga dengan menggunakan 15 – 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm.
Semua akuarium di tempatkan dalam ruangan khusus, terpisah dengan bagian bangsal benih lainnya. Selain itu semua akuarium di tempatkan dalam rak-rak besi secara bertingkat dan berjejer. Sebuah rak terdiri dari dua tingkat dan setiap tingkat berisi 10 akuarium. Instalasi listrik untuk heater dan areasi harus diatur agar memudahkan dalam pekerjaan.
Di bebepara tempat, banyak pembudidaya yang tidak menggunakan heater untuk memanaskan air dalam akuarium. Alat yang digunakan untuk memanaskan dengan cara memanaskan seluruh ruangan, yaitu dengan mengguanakan lampu, atau kompor minyak tanah. Alasan mereka untuk menghemat biaya, karena membeli heater itu mahal. Selain itu memerlukan listrik yang tidak sedikit.
Daftar pustaka :